Tradisi Baritan, Menjadi Adat Warga Jawa Desa Laantula Peringati 1 Suro

0
MOROWALI-TR.Com
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang masyarakatnya terdiri dari beraneka ragam suku bangsa dan agama. Masyarakat umumnya menjunjung tinggi tradisi yang telah berkembang turun menurun di lingkungannya atau di daerah masing-masing.
Salah satunya tradisi yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang tinggal di Desa Laantula Jaya untuk menolak ‘bala’ atau bencana alam, kelaparan, dan hal-hal lainnya yang mengancam kehidupan. Hal ini telah menjadi tradisi yang hingga kini masih tetap hidup salah satu tradisi tersebut adalah baritan atau tasyakuran yang diadakan setiap tahun.
Salah satu warga Woko mengatakan tradisi Baritan adalah upacara adat jawa yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat jawa. Tradisi ini tumbuh berkembang dalam kehidupan masyarakat jawa dan sudah turun temurun hingga sekarang.
Dijelaskan Woko,seperti yang dilakukan masyarakat suku Jawa di Desa Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah Selasa (10/08/2021) menggelar tradisi baritan yang bertempat di jalan perempatan blok R.
“Tradisi Baritan atau syukuran dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriah dalam Islam, atau 1 Suro dalam bulan Jawa,” Kata Woko.
Ditambahkan Woko seusai Magrib, sekitar pukul 18.15 WITA warga mulai berdatangan sambil membawa takir, yakni makanan tradisional yang disimpan di daun pisang yang dibentuk kotak persegi. Dan di setiap ujung takir ini diselipkan sepotong janur kuning yang ditancapkan.
“Takir ini adalah simbol dari masyarakat yang memanjatkan doa harapan pada Tahun Baru Hijriah, serta adanya janur kuning ini menjadi wujud tunas baru dari pohon kelapa yang dijadikan sebagai simbol harapan baru bagi kehidupan baru di tahun baru Islam bisa segera tercapai dan semoga pandemi ini segera berakhir,”tutup Woko.(Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.